CIANJUR, patas.id – Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Cianjur, Yogi Prayoga, mendatangi lokasi jembatan putus di Kampung Pajagan Desa Salamnunggal Kecamatan Cibeber, Selasa (13 Desember 2016).
Yogi yang merupakan anggota Komisi III DPRD, mengatakan bahwa kunjungan tersebut dilakukan untuk memeriksa kondisi jembatan yang pada Senin (12 Desember (2016) lalu putus‎ sehingga mengakibatkan 28 korban yang mayoritas siswa SD dan SMP jatuh ke Sungai Cisokan yang mengalir di bawahnya.
“Kami cek lokasi untuk memberikan bantuan perbaikan jembatan yang sudah tua ini, supaya akses warga di dua kampung di dua desa dan kecamatan yang berbeda bisa kembali normal.”
Yogi yang didampingi Ketua Fraksi Partai Golkar, Atep Hermawan Permana, memastikan pembangunan akan dimasukkan dalam mata anggaran tahun depan. “Awal 2017 sudah dibangun, jembatannya tetap gantung namun pakai rangka besi supaya lebih kuat,” paparnya di lokasi.
Sementara itu Atep mengatakan bahwa Fraksi Partai Golkar juga menyampaikan bantuan berupa santunan untuk para korban. “Ada korban yang harus dirawat‎ karena menderita luka-luka,” ujarnya prihatin.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur juga berencana membangun jembatan darurat untuk sementara waktu. Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kaupaten Cianjur, Yan Mulyadi‎, mengatakan, jembatan darurat dibuat agar warga bisa kembali melintas.
“Kami tunggu ajuan dari Pemdes Salamnunggal, rencananya dibuatkan jembatan darurat.”
Kepala Desa Salamnunggal, Endang, mengungkapkan bahwa jembatan tersebut dibangun sejak 10 tahun lalu‎, dan sampai saat ini belum direnovasi. “Memang sudah tua, belum direnovasi. Rencananya awal 2017 akal diperbaiki tapi keburu ada insiden kemarin,” ujarnya seraya menambahkan bahwa jembatan tersebut untuk sementara akan ditutup hingga selesai diperbaiki. “Kami akan segera perbaiki, sekaligus membangun akses jalannya dengan aspal.”
Holil (70 tahun), warga Pajagan, mengatakan jembatan tersebut menjadi akses bagi dua kampung yakni Pajagan dan Cisero di Desa Sukarama Kecamatan Bojongpicung. Tidak hanya orangtua, siswa pun kerap menggunakan akses jembatan tersebut.
“Sekarang harus memutar jalan, paling cepat jalan kaki satu jam. Sementara kalau lewat sini hanya 5 menit. Kami ingin segera diperbaiki,” tuturnya. (isl)