JAKARTA, patas.id – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, Fadli Zon, kembali mengadakan lomba video baca puisi. Lomba ini terbuka untuk umum dan memperebutkan total hadiah sebesar Rp 25 juta.
Lomba video baca puisi ini bukan yang pertama kali dibuat oleh Fadli. Sebelumnya, pada September-Oktober lalu, Fadli juga menggelar lomba serupa dengan pusi wajib ciptaannya “Sajak Tukang Gusur”. Untuk lomba kedua yang pendaftarannya dimulai 20 Februari-31 Maret 2017 ini, Fadli juga menyediakan puisi wajib miliknya yang harus dibacakan peserta, yakni “Sang Penista Agama”.
Prosedurnya cukup mudah. Peserta cukup merekam pembacaan puisi karya Fadli Zon yang berjudul “Sang Penista Agama” lalu mengunggahnya di YouTube. Setelah itu, peserta wajib mengirim e-mail pada sajaksangpenista@gmail.com. Dalam e-mail tersebut, peserta harus mencantumkan: nama peserta, pekerjaan, alamat, nomor ponsel, dengan subjek/judul e-mail: Sajak Sang Penista oleh [Nama Peserta].
Selain mengirim e-mail, peserta harus menyebutkan link atau tautan video pembacaan puisi dalam akun Twitter serta menyebut/mention akun @sang_penista.
Juri lomba “Sajak Sang Penista ini terdiri dari Fadli Zon sendiri, seniman Neno Warisman, penulis Annisa Rengganis dan penyair Abrory Djabbar.Untuk hadiah, Fadli menyediakan uang sebesar Rp 10 juta (Juara I), Rp 7,5 juta (Juara II), Rp 5 juta (Juara III) serta Rp 2,5 juta (Juara Favorit).
Berikut adalah sajak “Sang Penista Agama” yang merupakan sajak wajib lomba ini:
SAJAK SANG PENISTA
di tengah damai Jakarta
kau pamerkan keangkuhan sempurna
sumpah serapah intimidasi
mengalir sederas air banjir
lalu kau cibir orang-orang pinggir
menggusur tanpa basa-basi
menindas dengan tangan besi
lalu kau seenaknya korupsi
dari rumah sakit hingga reklamasi
memenuhi nafsu ambisi
di tengah damai Jakarta
kau nista ayat-ayat Tuhan
Al-Qur;an dituduh alat kebohongan
kaulah yang merobek kebhinekaan
juara pengkhianat Pancasila
pemecah belah kerukunan beragama
biang segala adu domba
di tengah damai Jakarta
kau fitnah kyai dan ulama
serbuan berita palsu hasutan gila
ancaman teror fisik hingga penjara
kau bagai diktator pemilik dunia
menyebar resah ke segala arah
menggalang lautan amarah
kami tahu kau hanya pion berlagak jagoan
di belakangmu pasukan hantu gentayangan
tangan-tangan kotor penguasa komplotan
konspirasu barisan kejahatan
hukum mudah kau beli murah
keadilan punah habis dijarah
demokrasi dikebiri sudah
peluru muntah berhamburan
provokasi pesta kerusuhan
tapi ingatlah sang penista
takdir pasti kan tiba
rakyat bersatu tak bisa dikalahkan
doa ulama kobarkan keberanian
umat yang terhina berjihad kebenaran
orang-orang miskin membangun perlawanan
dan tirani pasti tumbang
di tengah damai Jakarta
kaulah penabur benih bencana.